KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul : Landasan Filosofis Kurikulum 2013.
Rahmat dan salam sejahtera tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai
syuri tauladan manusia menuju jalan kebenaran. Dalam penulisan makalah ini,
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Dr.Saefudin Zuhri,M.Ag selaku dosen pengampu
Mata Kuliah Kajian Kurikulum PAI.
Menyadari
akan kekurangan dan kealpaan pada diri penulis, sehingga kemungkinan terdapat
kekurangan dan kesalahan pada makalah ini, dengan demikian penulis mengharapkan
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak.
Cirebon,
12 Maret 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perlunya
perubahan kurikulum menurut mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh
bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus ikut
menyesuaikan. Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi jawaban
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan
dunia.
Dengan
segala konsekuensinya, perubahan kurikulum yang dimulai pada tahun ajaran
2013/2014 ini harus dilakukan jika tidak menginginkan kualitas SDM Indonesia
tertinggal. Pemerintah akan merubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, Serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan
menekankan aspek kognitif, afektif,psikomotorik melalui penilaian berbasis tes
dan portofolio yang saling melengkapi. Basis perubahan kurikulum 2013 terdiri
dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen tersebut
harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas
tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta mampu berkolaborasi dan berkompetisi.
B. Rumusan
Masalah
1. Mengapa
kurikulum 2013 ?
2. Apa landasan filosofis kurikulum 2013 ?
3. Bagaimana
landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum 2013 ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tentang kurikulum 2013.
2. Mengetahui
landasan filosofis kurikulum 2013
3. Untuk
mengetahui pengembangan kurikulum 2013 berdasarkan filosofi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kurikulum 2013
Pengembangan
Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah
tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, ketrampilan dan pengetahuan
disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Selain itu
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengamanatkan bahwa pembentukan
Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3)
memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[1] Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.[2]
Disini Kurikulum 2013 juga merupakan
lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
secara terpadu[3].
B.
Landasan Filosofis
Landasan
Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat
manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada
rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan
strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan
kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara
mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina
dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana
(tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah.
Filsafat
memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam
Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme,
essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran–aliran filsafat
tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum
yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati, di bawah
ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya
dengan pengembangan kurikulum.
1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial
tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan
sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran
absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran
ini lebih berorientasi ke masa lalu.
2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan
budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat
menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran
lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk
hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih
berorientasi pada masa lalu.
3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai
sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang
mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya
hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
4. Progresivisme menekankan pada pentingnya
melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman
belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar
peserta didik aktif.
5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari
aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan
sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti
pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan
masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk
apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut
aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat
Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang
mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak
diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Ada tiga cabang
besar filsafat, yaitu metafisika yang
membahas segala dalam alam ini, epistemologi
yang membahas kebenaran, akseologi yang
membahas nilai. Aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak belakang dari
pandangan yang berbeda kedalam tiga hal ini.
Filsafat
membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk
masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. Walaupun dilihat
sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran
filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya
yaitu antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat
erat.
Masing-masing
aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena
itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung
dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan
berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat
ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi
pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih
menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Landasan filosofis dalam
pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai
kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan
seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada
satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.[4]
C. Pengembangan
Kurikulum 2013 Berdasarkan Filosofi
Berdasarkan hal tersebut
di atas Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
Mengembangkan
potensi peserta didik untuk berfikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar dan dibaca
|
Sellalu bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan inteektual dan kecemerangan akademik
|
Membangun
kehidupan masyarakat yang lebih baik
|
Mempersiapkan
kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik
|
1. Pendidikan berakar pada
budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian,
tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum
2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa
kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan
mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan
masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah
pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi
bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan
adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan
untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui
pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah
disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan
nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk
membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu
dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta
didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang
lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perlunya perubahan kurikulum menurut mentri Pendidikan
dan Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan
di Indonesia juga harus ikut menyesuaikan. Pengembangan kurikulum 2013
diharapkan mampu menjadi jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dalam menghadapi perubahan dunia. Disini
Kurikulum 2013 juga merupakan lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
Adapun landasan
penyempurna kurikulum 2013 antara lain : (1) Landasan
Yuridis, (2) Landasan Filosofis, (3) Landasan Teoritis.
B.
Kritik dan Saran
Makalah
ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum PAI. Semoga bermanfaat
bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Didalam
penyusunan ini penulis sadar akan segala kekurangannya yang mungkin terselip,
untuk itu kritik dan saran pembaca senantiasa kami perlukan sebagai bentuk
pembenahan pada makalah berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik,
Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung
Karyana,
Nana. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru PPKN SD, http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum/ , diakses 4 Oktober 2013
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 29 Nopember 2012
Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013, http://kangmartho.com,
Desember 2012 Maunah, Binti. 2005.
Pendidikan Kurikulum SD/MI. Elkaf. Surabaya
Muzamiroh,
Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan
Kurikulum 2013. Kata Pena. T.t
Nuh, Muhammad. Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 05.B. Salinan
Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD
[1] Nana Karyana, Implikasi
Kurikulum 2013 bagi Guru PPKN SD, http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum/ , diakses 4
Oktober 2013
[2] Muhammad Nuh, Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 05.B.
Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD, hal: 1
[3] Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 29 Nopember 2012, hal:
5
[4]
Ibid, hal: 4-5
No comments:
Post a Comment