Animated Fire

Thursday 23 April 2015

LANDASAN FILOSOFIS KURIKULUM 13


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul : Landasan Filosofis Kurikulum 2013.
 Rahmat dan salam sejahtera  tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai syuri tauladan manusia menuju jalan kebenaran. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat  Dr.Saefudin Zuhri,M.Ag selaku dosen pengampu Mata Kuliah Kajian Kurikulum PAI.
Menyadari akan kekurangan dan kealpaan pada diri penulis, sehingga kemungkinan terdapat kekurangan dan kesalahan pada makalah ini, dengan demikian penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak.

Cirebon, 12 Maret 2015
             Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perlunya perubahan kurikulum menurut mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus ikut menyesuaikan. Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan dunia.
Dengan segala konsekuensinya, perubahan kurikulum yang dimulai pada tahun ajaran 2013/2014 ini harus dilakukan jika tidak menginginkan kualitas SDM Indonesia tertinggal. Pemerintah akan merubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan menekankan aspek kognitif, afektif,psikomotorik melalui penilaian berbasis tes dan portofolio yang saling melengkapi. Basis perubahan kurikulum 2013 terdiri dari dua komponen besar, yakni pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas tetapi berpengetahuan dan berbudaya serta mampu berkolaborasi dan berkompetisi.
B.   Rumusan Masalah
1.    Mengapa  kurikulum 2013 ?
2.  Apa landasan filosofis kurikulum 2013 ?
3.    Bagaimana landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum 2013 ?
C.   Tujuan
1.    Mengetahui tentang kurikulum 2013.
2.    Mengetahui landasan filosofis kurikulum 2013
3.    Untuk mengetahui pengembangan kurikulum 2013 berdasarkan filosofi.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Adapun orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, ketrampilan dan pengetahuan disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.
Selain itu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 Ayat (3) memerintahkan agar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.[1] Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.[2]
Disini Kurikulum 2013 juga merupakan lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu[3].
B.    Landasan Filosofis
Landasan Filosofis, yaitu asumsi asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada rumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidikan
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum ialah pentingnya rumusan yang didapatkan dari hasil berpikir secara mendalam, analisis, logis, sistematis dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan di sekolah.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran–aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati, di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
1.        Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
2.        Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
3.        Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia ? Apa pengalaman itu ?
4.        Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
5.        Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu ? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
Ada tiga cabang besar filsafat, yaitu metafisika yang membahas segala dalam alam ini, epistemologi yang membahas kebenaran, akseologi yang membahas nilai. Aliran-aliran filsafat yang kita kenal bertolak belakang dari pandangan yang berbeda kedalam tiga hal ini.
Filsafat membahas segala permasalahan yang dihadapi oleh manusia termasuk masalah-masalah pendidikan yang disebut filsafat pendidikan. Walaupun dilihat sepintas, filsafat pendidikan hanya merupakan aplikasi dari pemikiran-pemikiran filosofis untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan, tetapi antara keduanya yaitu antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.[4]
C. Pengembangan Kurikulum 2013 Berdasarkan Filosofi
Berdasarkan hal tersebut di atas Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

Mengembangkan potensi peserta didik untuk berfikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar dan dibaca
Sellalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan inteektual dan kecemerangan akademik
Membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik
Mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik

1.    Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2.    Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
3.    Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
4.    Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Perlunya perubahan kurikulum menurut mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di Indonesia juga harus ikut menyesuaikan. Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan mampu menjadi jawaban untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menghadapi perubahan dunia. Disini Kurikulum 2013 juga merupakan lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
Adapun landasan penyempurna kurikulum 2013 antara lain : (1) Landasan Yuridis, (2) Landasan Filosofis, (3) Landasan Teoritis.
B.   Kritik dan Saran
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Kurikulum PAI. Semoga bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya. Didalam penyusunan ini penulis sadar akan segala kekurangannya yang mungkin terselip, untuk itu kritik dan saran pembaca senantiasa kami perlukan sebagai bentuk pembenahan pada makalah berikutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Karyana, Nana. Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru PPKN SD, http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum/ , diakses 4 Oktober 2013

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 29 Nopember 2012

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dokumen Kurikulum 2013, http://kangmartho.com, Desember 2012 Maunah, Binti. 2005. Pendidikan Kurikulum SD/MI. Elkaf. Surabaya

Muzamiroh, Mida Latifatul. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013. Kata Pena. T.t

    Nuh, Muhammad. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 05.B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD



[1] Nana Karyana, Implikasi Kurikulum 2013 bagi Guru PPKN SD,   http://annisaauliya.wordpress.com/2012/05/11/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum/ , diakses  4 Oktober 2013
[2] Muhammad Nuh, Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, 05.B. Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 th 2013 ttg Kurikulum SD, hal: 1
[3]  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Uji Publik, 29 Nopember 2012, hal: 5
[4] Ibid, hal: 4-5

No comments:

Post a Comment